tag tag Ravendavita: Kisah padi versi lain

rss

Saturday, October 9, 2010

Kisah padi versi lain

Dewi Sri dan Raden Sadhana adalah kakak beradik. Karena mereka tidak mau tinggal di kraton, maka oleh ayahandanya Prabu Purwacarita mereka dikutuk, Dewi Sri menjadi ular sawah dan Raden Sadhana menjadi burung Sriti. Kemudian mereka pergi entah kemana. Perjalanan dewi sri atau ular sawah lebih banyak halangan daripada raden Sadhana sebagai burung Sriti . Akhirnya Ular sawah sampai di negeri wirata, berhenti sebentar didusun Wasutira lalu tidur melingkar ditengah-tengah padi. Didusun Wasutira inilah Ular sawah diletakkan di Petanen. Ular sawah itu nantinya akan menjaga bayi yang dikandung oleh Ken Sanggi atau istri dari Kyai Brikhu, sebab bayi yang dikandung itu adalah titisan Dewi Tiksnawati.

Apabila ular itu mati , maka bayi itu juga akan mati. Demikianlah pada malam hari Ken Sanggi melahirkan anak perempuan dengan selamat. Maka Kyai Brikhu dalam memelihara ular sawah itu sangat berhati-hati jangan sampai mati. Sewaktu Kyai Brikhu tertidur , ular sawah itu seakan-akan berkata agar jangan diberi makan katak melainkan sesaji berupa sirih ayu, bunga serta lampu yang menyala terus. Setelah kyai Brikhu terbangun dari tidur langsung menyiapkan sesaji seperti apa yang diminta ular sawa tadi. Dewi Tiksnawati yang menitis pada tubuh bayi itu membuat huru hara di tempat kediaman dewa-dewa karena Dewi Tiksnawati tanpa memberi tahu atau ijin dari Sang Hyang Jagadnata.

Sang Hyang Jagadnata menjadi murka dan mengutus para dewa untuk memberi bancana pada sang Bayi. Akan tetapi gagal karena kena pengaruh tolak bala yang diberi kan Kyai Brikhu dari Ular sawa tadi. Setelah beberapa kali gagal tahulah Sang Hyang Jagadnata bahwa semua itu berasal dari Dewi Sri. Kemudian Sang Hyang Jagadnata atau Batara Guru mengutus para bidadari untuk memanggil Dewi Sri.

Dia akan dijadikan bidadari untuk melengkapi bidadari yang ada dikhayangan. permintaan Sang Hyang Jagadnata diterima oleh Dewi Sri, akan tetapi ia mohon agar Raden Sadhana yang dikutuk menjadi burung Sriti agar dapat diruwat menjadi manusia kembali. Ternyata Raden Sadhana telah diruwat menjadi manusia oleh Bagawan Brahmana Marhaesi putra dari Sang Hyang Brahma. Kemudian Raden Sadhana dikimpoikan dengan putri yang bernama Dewi Laksmitawahni. Apabila telah berputra, Raden Sadhana akan diangkat menjadi dewa. Kemudian ular sawa diruwat menjadi Dewi Sri kembali oleh para bidadari.

Sepeninggal para bidadari, Kyai Brikhu ketika tengah membersihkan petanen terkejut melihat ular sawa lenyap. Yang ada hanya seorang wanita cantik. Kyai Brikhu akhirnya tau bahwa Dewi Sri adalah putri dari Prabu Mahapunggung dinegeri Purwacarita. Sebelum Dewi Sri meninggalkan Kyai Brikhu dan keluarganya dia berpesan agar memberikan sesajen didepan petanen atau kamar tengah agar sandang pangannya tercukupi.setelah itu Dewi Sri moksa dan juga Raden Sadhana kembali ke khayangan. Itulah sebabnya pada sethong tengah pada rumah jawa selalu diberi gambar ular naga sebagai lambang kewanitaan. Yaitu Dewi Sri yang memberikan kemakmuran. Para petani apabila ada ular sawah masuk kedalam rumah dijadikan pertanda bahwa sawahnya akan diberikan hasil yang baik. atau banyak rejeki. Karenanya mereka tidak mau mengganggu ular sawah dan memberi sesaji.

(Diambil dari serat babad ila-ila. Alih bahasa oleh Mulyono sastro naryatno. Serat babad ila-ila , jilid I, proyek penerbiitan buku sastra dan daerah , jkt 1986, hal 57-63)

Comments :

0 comments to “Kisah padi versi lain”

 
Powered By Blogger